Assalamualaikum Wr.Wb
Pada postingan saya kali ini, saya akan menuliskan artikel tentang berbakti kepada kedua orang tua.. yang saya dapet dari berbagai macam artikel kemudian saya tulis kembali disini.. dan memang subhanallah banget tuh artikel jujur sampe buat air mata saya menetes..
“Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”.
Pengorbanan seorang Ibu
Ketika ibu masih mengandung, anak yang dikandungnya menendang-nendang perutnya ibu beranjak bahagia dan senang betapa sehatnya anak yg dikandungnya meski sebenarnya yang ia rasakan rasa sakit. Sakit diterjemahkannya jadi bahagia.Ketika anaknya lahir tak seorang pun ibu menginginkan anaknya cacat, berharap lahir dengan sempurna.
Ketika anaknya masih kecil ibu selalu merawatnya dan tidak ada seorang ibu menginginkan anaknya tidak berhasil,slalu berusaha apa yg membuat anaknya bahagia dan senang meskipun sesekali anaknya membantah. Kelelahan diterjemahkannya jadi motivasi.
Ibu rela tidur tanpa selimut demi anak-anaknya tidur nyenyak dan menjaga nyamuk nakal. Meski dia merasa kedinginan dan berkata “tidurlah nak Ibu tidak kedinginan.”
Ketika mau makan yang ada hanya sepotong ikan yang tersisa, ibu berkata “ makanlah nak nanti ibu masak lagi”,padahal setelah anaknya beranjak pergi ibu makan tanpa ikan hanya garam dan air putih mengiringi nasinya sampai perut. Lantas anaknya bertanya “ ibu kok hanya makan itu”???. Ibu lagi gak selera makan ikan nak,padahal dia hanya khawatir nafsu makan anaknya berkurang tanpa sepotong ikan.
Ketika anaknya beranjak Sekolah Dasar ibu tidak pernah absen bangun pagi, menyiapkan serapan,sepatu,baju ,tas yang akan dibawa anaknya dan menyisihkan didalamnya secuap nasi dan minuman,tangannya menyelipkan uang jajan dikantong meskipun sekali-sekali si anak protes terlalu sedikit uang jajan, tapi ibu mengajarkan bagaimana menggunakan uang seperluanya.
Ketika tahun baru tiba ibu tidak mau ketinggalan dengan teman-temannya membelikan baju tahun baru buat anaknya,ibu pun mengajak anaknya belanja karna ibu sudah tau anakku kan protes kalau tidak punya baju baru, setelah habis belanja si anak bertanya “ Ibu gak beli juga ?” ”tidak nak, baju ibu kan masih bagus nih”meskipun lengan baju yang di pakainya sudah mulai sobek karna baju yg dipakaimya sudah hampir 3 tahun yg setiap saat dipakainya baik ke pesta adat ataupun acara resmi.
Malam hari ketika si anak tidak bisa tidur, ibu tidak mau tidur lebih dulu, dengan membacakan dongeng lucu agar agar si anak cepat tidur dia kawatir anaknya ngantuk besok di sekolah, tanpa dipikirkannya besok subuh dia harus memasakkan nasi untuk keluarganya, paginya jualan ke pasar, siangnya ke sawah,dan sorenya mencuci baju anak dan si bapak.
Ketika ibu pergi ke pesta ibu slalu membawa nasinya pulang ke rumah tanpa harus makan di pesta, khawatir anaknya belum makan. Ia hanya makan nasi yang ada dirumah dengan sepotong ikan asin dan air putih. Si anak bertanya “kenapa ibu gak makan di pesta”? “ ibu kan tidak biasa makan diuar lagian nasi kita jg lebih enak ko”. Padahal dalam hati dia bekata “ biarlah anakku sekali-sekali makan daging dan menu yang enak agar cepat tumbuh besar”. Tanpa ibu berpikir berapa energi yang di keluarkannya setiap hari hanya untuk anak-anaknya dan keluarganya.
“Ketika aku haus, ketika aku lapar, ketika aku sakit, ketika aku menderita kau alirkan darahmu kemulutku bersama hangat yang kau tawarkan dan iklas yang kau suguhkan. Tak ada wanita yang bisa menggantimu baik istri,pacar,dan sahabat-sahabat yang lain. Kau adalah kau. Ibu adalah ibu. Pahlawan dalam hidupku senjata yang tak pernah kehabisan peluru dalam memerangi pahitnya hidup”.
Setelah anaknya beranjak besar dan masuk ke perguruan tinggi ibu merasa bahagia dan tertawa ketika anaknya beranjak pergi meninggalkan rumah untuk mencari ilmu di negeri seberang dengan membawa begitu banyak uang tanpa berharap uang itu kembali hanya sedikit harapan anaknya bisa berhasil,setelah sianak pergi ibu pergi ke sudut-sudut kamar dan menangis betapa beratnya ia melepas anaknya,hanya saja dia kawatir bila menangis di depan anaknya,anaknya ikut juga menangis. Namun dia sedikit lega karna dia sudah sedikit berhasil medidik anaknya. Ibu rela menderita demi anaknya meskipun kita tidak pernah merasakan apa yang dirasaknnya.
Sehari setelah kepergian anaknya bagaikan sebulan, itulah yang dirasakan,ibu hanya menghitung kalender dan melihat tanggal kedatangan anaknya. Setelah anaknya libur dan pulang ke rumah, ibu sibuk menyiapkan menu makanan guna menyambut anaknya, dan merasa dialah koki yg paling hebat buat anaknya. Karna ibu merasa tidak ada yang memasakkan nasi untuk anaknya di negeri sana. Malamnya dia asik bercerita dengan si anak apa yang dialaminya selama kuliah,jarum jam tidak bisa diajak kompromi hingga menunjukkan pukul 03.00 wib. Tanpa dipikirkannya dia harus bangun jam 5 pagi memasak kue dan berjalan dari desa ke desa bagi siapa saja yang mau mencicipinya guna mengharapkan imbalannya., dia juga harus ke sawah karna padi yang di tanamnya sebentar lagi panen.
Liburan pun usai,anaknya harus bergegas lagi meniggalkan ibunya. Sang ibu sibuk ke tetangga sebelah minjam uang untuk biaya kuliah dan makan anaknya. Ibu melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan anaknya. Waktu pun berjalan terus dengan kegigihan ibu dan penuh semangat sang anakpun berhasil dan di wisuda.
Ibu berharap anaknya dapat kerjaan, setelah anaknya bekerja ibu tidak pernah mengharapkan imbalan atas pengorbanannya selama ini,tidak juga mengharapkan kiriman tiap bulan datang dari anak-anaknya seperti yang dia lakukan sebelumnya terhadap anaknya, hanya saja dia berharap anaknya tahu bersyukur dan mengerti akan karunia dan berkat yang Tuhan berikan.
Setelah anaknya berhasil ibu juga harus merelakan anak perempuannya untuk dilamar orang. Ibu tidak pernah ikut campur dalam memilih jodoh putrinya, karna ibu tau laki-laki yang akan hadir dalam keluarga mereka akan selalu menjaga purtinya seperti ayah menjaganya. Ibu sangat bahagia melepas putrinya pergi bersama menantunya walaupun dia merasa sedih tapi memang itulah perjalanan hidup seorang anak karna ibu juga demikian meninggalkan ibunya.
Ibu selalu membiarkan kita menang dalam permainan waktu kecil,setelah kita dewasa kadang-kadang kita tidak membiarkan ibu menang dalam memilih jalan kita.
Bagaimana dengan kita…..???
Coba kita lihat saat ibu sedang tidur nyenyak, renungkan sejenak jika ibu tidak membuka matanya lagi untuk selamanya..???
Bagaimana jika ibu sedang sakit di kampung atau di rumah..???suatu saat dia tidak lagi sanggup menahan sakit sehingga dia memilih untuk beristirahat di liang kubur..???
Mungkin selama ini ibu slalu melarang kita mau pergi jalan-jalan, marah, nelpon setiap saat jika kita pergi sama teman-teman, sehingga kita anggap ibu hanya sebagai alarm mengingatkan kita setiap saat. marah saat kita memilih untuk menonton televisi daripada belajar, kita bilang ibu galak,cerewet,judes dan lain sebagainya. Padahal jika Ibu marah punya banyak alasan yang terselubung yang mungkin tidak kita ketahui atupun kita tidak bisa menerjemahkannya.
Renungkan sejenak, tiba-tiba suara ibu tidak lagi terdengar di muka bumi ini...????tidak ada lagi suara yang setiap harinya melintas dari kuping kita meski dengan nada yg sama. Tidak ada lagi puisi-puisi dan doa yang setiap saat diucapkannya buat anaknya. Bayangkan jika keheningan itu terjadi.
Tidak tau dari malaikat mana dan langit keberapa kesabaran ibu diturunkan,juga dari bidadari mana kecantikannya,juga dari gudang mana ibu tidak pernah kehabisan senjata saat dia bergelut dan bergumul dalam kesusahan,juga dari profesor mana ke pintarannya. Tapi itu semua berkat Tuhan.
Meski tlah kutulisakan sejuta sajak untuk Ibu takkan mampu membandingi cinta dan pengorbanannya, Ibu tempat pelabuhan baktiku, Bukankah wajah ibu yg menua yg penuh gurat-gurat kelelahan bukti kesetiaannya menjaga kita dan merayu waktu agar bersahabat dengan kita. Keriput di jari dan lengannya yg mulai melemah tandanya ibu tidak pernah melepaskan genggaman cintanya saat kita merasa dingin bergaul dengan dunia,
Bibirnya mulai mengering dan menghitam. Karena tak henti mengalirkan doa untuk anaknya, Setiap pagi, siang dan malam masih ingin singgah, Selama berpuluh-puluh tahun usia anaknya bahkan sampai dia lelah dan memilih untuk ber istirahat di Sorga.
Jika seorang Ibu menangisi hatinya untukmu, dan semuanya karena dirimu, inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau lakukan untuknya.
Hanya kamu yang tahu jawabannya. Pertimbangkanlah, karena suatu hari nanti mungkin akan terlambat untuk menyesal. Mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'!!
Kisah Nyata Pengorbanan Seorang Ibu untuk anaknya
"Bayiku sayang, jika kamu dapat bertahan hidup, selalu ingat bahwa aku mencintaimu."
Aku terfikir sejenak, seorang ibu di China sanggup mengorbankan diri untuk melindungi bayi dari kandungannya sendiri untuk melihat bayi nya terus hidup. Tapi mengapa di negara kita, bayi dibunuh dan dibuang dengan tanpa rasa bersalah dan kasihan sedikitpun demi kepentingan diri sendiri. Fikirlah sejenak……
RENUNGKAN SEJENAK
"KASIH IBU KEPADA BETA TAK TERHINGGA SEPANJANG MASA , HANYA MEMBERI TAK HARAP KEMBALI, BAGAI SANG SURYA MENYINARI DUNIA“
Pengorbanan seorang Ayah
Papa biasanya mengajari buah hati kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Mama takut anak yang di sayanginya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu sikecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang pacar mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut…
Ketika melihat sikecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa sikecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi anak dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka dan mainan baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “ sikecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang belahan jiwamu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki/wanita itulah yang akan menggantikan posisinnya dan perhatiannya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang yang mengasihimu, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
sikecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi seseoarang yang luar biasa….
Bahagiakanlah ia bersama pasangannya…”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal…
Terima Kasih telah membaca postingan saya yang ini, subhanallah banget memang kasih sayang serta pengorbanan kedua orang tua kita
Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar